Kerapatan desain bordir bisa diartikan sebagai jarak antara jahitan satu dengan lainya pada tusuk satin atau tusuk iki. Semakin berdekatan jahitan tersebut satu sama lain maka semakin tinggi tingkat kerapatannya. Namun sebagai pengusaha bordir tidak boleh asal sajak memperhitungkan tentang kerapatan desain bordir karena dapat merugikan konsumen. Maka sebaiknya sejak awal dipahami terlebih dahulu apa itu kerapatan pada jahitan bordir.
Tentang kerapatan bordir
Cara menghitung kerapatan bordir yang digunakan biasanya ada dua cara yaitu dengan menghitung jarak antara satu jahitan dengan jahitan disebelahnya dan dengan menghitung stitch per inch (SPI) dari desain tersebut. Karena jaman yang sudah serba modern ini kebanyakan software digitalisasi telah menggunakan salah satu dari cara ini untuk menghitung kerapatan bordiran.
Namun terkadang orang masih menemukan kesulitan untuk menilai kerapatan desain bordiran tersebut. Sederhananya adalah ketika mengukur jarak antara jahitan yang satu dengan lainnya, semakin kecil angkanya maka semakin rapat pula desain tersebut. Rata-rata kerapatan untuk satu desain bordir adalah ,4 sampai ,45. Maka jika ditemukan desain dengan kerapatan ,8 artinya dia tidak terlalu rapat, atau kerapatannya hanya setengah dari kerapatan ,4. Jahitan pada desain ini lebih terbuka karena ,8 artinya adalah sela dua kali lebih besar dari ,4. Sedangkan untuk kerapatan ,2 jauh lebih rapat dibandingkan ,4 tetapi sangat jarang digunakan. Membuat desain dengan kerapatan ,2 akan menyebabkan terlalu banyak tusukn dipaksakan di satu tempat kecil.
Tidak semua desain bordir membutuhkan pengetahuan tentang kerapatan. Memastikan desain memiliki tingkat kerapatan yang tepat hanya berlaku pada tusuk satin dan tusuk isi. Kebanyakan tusuk satin dan tusuk isi juga memiliki underlay, underlay tersebut juga memiliki kerapatan yang terukur. Kerapatan untuk underlay biasanya adalah antara 2 hingga 4 mm. sementara tusuk lain, seperti tusuk jelujur misalnya, tidak memiliki kerapatan.
Ini adalah sedikit pengetahuan tentang kerapatan pada bordir. Sebagai tambahan pengetahuan untuk para pembordir pemula sebaiknya pahami pentingnya memperhitungkan kerapatan desain. Desain terlalu longgar akan membuat benang cepat terurai sementara desain yang terlalu rapat akan membuat kain jadi kaku dan keras sehingga tidak nyaman dipakai.
Baca juga: PENYEBAB BENANG BORDIR PATAH ATAU PUTUS DI TENGAH-TENGAH PEKERJAAN